ANALISIS

Inilah Persekongkolan Negara Penjajah Amerika dengan Penguasa Pengkhianat Arab untuk Menjegal Proyek Khilafah di Suriah

obama-penjajah-abdul-aziz-anteknya_430_250Negara penjajah Amerika Serikat beserta sekutunya tentu tidak ingin arah revolusi di negeri Syam menuju tegaknya Khilafah Islamiyyah. Berbagai upaya mereka lakukan untuk memalingkan revolusi yang diberkahi tersebut. Baru-baru ini dikabarkan, Barack Obama berbincang dengan sekutu dekatnya di negeri Arab, Abdullah bin Abd al-Aziz tentang Suriah dan Mesir.

Seperti dilansir kantor berita Antara, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, dan Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abd Al-Aziz, pada Jumat (12/7), membahas konflik di Suriah dan perkembangan paling akhir di Mesir.

Kedua pemimpin tersebut, dalam percakapan telepon, berbagi perspektif mereka mengenai situasi di Suriah dan menyampaikan keprihatinan kuat mereka mengenai dampak konflik itu terhadap wilayah tersebut, kata Gedung Putih.

Amerika Serikat berupaya membajak revolusi Syam yang diberkahi sebagaimana yang telah mereka lakukan di Tunisia, Yaman, Mesir dan Libya. Amerika bekerjasama dengan sekutu-sekutunya mempersiapkan orang-orang yang akan berada di bawah kendali mereka.

Obama menekankan komitmen berlanjut pemerintahannya untuk menyediakan dukungan bagi Koalisi Oposisi Suriah dan Dewan Militer Tertinggi, kata Gedung Putih di dalam satu pernyataan.

Obama pada Juni mensahkan pengiriman senjata ringan dan amunisi buat gerilyawan Suriah dalam upaya yang ditingkatkan untuk mendukung oposisi. Sementara itu Arab Saudi telah menjadi pemasok senjata buat gerilyawan.

Belum ada senjata AS yang telah mencapai pemberontak Suriah, yang berjuang untuk menahan serangan tentara pemerintah Suriah. Senjata-senjata Amerika telah terjebak dalam kebuntuan Washington pada saat beberapa anggota Kongres AS takut senjata tersebut akan berakhir di tangan gerilyawan Islam.

Seperti diungkap sebelumnya, aktivitas mempersenjatai oposisi adalah permainan busuk Amerika Serikat beserta agen-agennya di negeri-negeri Arab seperti Saudi, Qatar, Turki dan Yordani untuk menggalkan proyek Khilafah sebagaimana diinginkan oleh penduduk Syam itu sendiri.

Pemasokkan senjata itu ditujukan untuk mengadakan suatu jenis keseimbangan yang mendorong semua oposisi dan rezim untuk duduk di meja dialog demi mencapai solusi damai berdasarkan asas Jenewa 2 yang dimenej oleh Amerika [baca: Hizbut Tahrir Suriah Ungkap Persekongkolan Negara Penjajah Amerika Beserta Para Agennya di Arab dalam Menghancurkan Proyek Khilafah di Suriah].

Tujuan dari dipersenjatainya orang-orang moderat di antara kaum revolusioner adalah untuk menghancurkan sifat Islami revolusi, menggadaikan kehendak revolusioner dan mengendalikan keputusan-keputusan politiknya dengan jalan mengikat mereka dengan oposisi luar negeri yang sekuler yang direpresentasikan dengan Koalisi Nasional dan Dewan Militer.

Mengenai situasi di Mesir, kedua pemimpin tersebut sepakat negara mereka memiliki kepentingan bersama dalam mendukung kestabilan di Mesir.

Presiden menyampaikan keprihatinan seriusnya mengenai kerusuhan di Mesir dan menggaris-bawahi keperluan mendesak bagi proses politik yang melibatkan banyak pihak yang akan memungkinkan segera kembalinya ke pemerintah sipil yang dipilih secara demokratis di Mesir,” kata pernyataan itu.

Pada 3 Juli, militer Mesir mengulingkan Mohamed Moursi, presiden pertama hasil pemilihan umum di negeri tersebut, dari jabatan dengan alasan ia telah gagal mengendalikan protes massa terhadap penampilan buruknya dan kesalahannya dalam memerintah.

Obama belum menyebut tindakan militer Mesir itu sebagai kudeta, tindakan yang memungkinkan dia melanjutkan bantuan tahunannya sebesar 1,55 miliar dolar Amerika Serikat buat negara Arab paling padat tersebut.

Arab Saudi pada Selasa (9/7) menjanjikan hibah dan pinjaman bernilai lima miliar dolar Amerika Serikat buat pemerintah sementara Mesir. Departemen Luar Negeri AS pada Jumat mengumandangkan seruan yang disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Jerman bagi pembebasan Moursi –yang telah ditahan di “tempat aman” setelah penggulingannya.

Demikianlah, bagaimana kolaborasi Amerika Serikat beserta agennya di negeri Arab, melalui para penguasa yang telah mengkhianati Islam dan kaum Muslim tersebut. Sudah saatnya, kaum Muslim bangkit bersatu padu untuk mengembalikan kehidupan Islam di bawah naungan Khilafah Islamiyyah, kewajiban dari Tuhan kita, pelaksana syariah dan pemersatu umat. Insya Allah, semakin dekat saja [f/ar/antara/htipress/syabab.com/fkimuikabogor.wordpress.com]

Diskusi

Belum ada komentar.

Tinggalkan komentar

Penting Dibaca

Prediksi Kekuatan Militer Negara Khilafah

Jangan Tertipu dengan Kenikmatan Dunia!

Islam Menjawab Segala Problema